Sabtu, 04 Februari 2012

Makalah Ekonomi



MAKALAH
MASALAH EKONOMI NEGARA THAILAND
IAIN BARU






DISUSUN OLEH :
KLOMPOK III
HABIBI                        :         15.1.11.6.009
PAIZAH                                 :           15.1.11.6.010
YULIANA                             :           15.1.11.6.011
BQ LINA APRIANINGSIH             :           15.1.11.6.012

FAKULTAS TARBIYAH ( IPS )
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MATARAM 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha kuasa dan yang Maha Pengasih dan Maha penyayang. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari kiamat.
Alhamdulillah Pembuatan Makalah ini bisa terselesaikan dengan tepat waktu, walaupun dalam makalah ini terdapat berbagai kekurangan, namun itu semua tidak membuat kami putus asa, justru dengan adanya kesalahan itu, kita bisa mengambil suatu pelajaran. Maklum karena kami dalam tahap pembelajaran.
Kami berterima kasih kepada  Ibu dosen, yang telah memberikan tugas dan dengan ikhklas membagikan ilmunya kepada kami, serta memberikan bimbingan dalam proses belajar mengajar, Guna menjadi orang yang berguna bagi Bangsa dan Masyarakat. Semoga jerih payah beliau di bayar setimpal oleh Allah SWT. Semoga isi makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Robbal Alamin.




Mataram, Januari 2012

Tim penyusun


DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul........................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang Masalah............................................................................. 2
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAAN.................................................................................. 5
A.Ekonomi thailand........................................................................................ 6
B.Dampak banjir terhadap ekonomi thailand................................................. 7
C.Krisis pinansial negara Thailand ................................................................. 8
D.Masalah kemiskinan di negara thailand ..................................................... 9
E.Sistim Ekonomi dan Teori-teori para tokoh Negara Thailand................... 10
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 11
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Daftar Pustaka.......................................................................................... 13




BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Asal mula negara thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan oleh Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thailand dipengaruhi dengan kuat oleh Tiong kok dan India.
Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional. Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi "Thailand"  pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali kenama lamanya pasca Perang Dunia II. Pada perang tersebut,  Kerajaan Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Kerajaan Thailand mulai bergerak kearah demokrasi sejak tahun 1980-an.

  1. RUMUSAN MASALAH
·         Babai mana sistim Ekonomi Thailand
·         Apa yang menjadi dasar sistim Ekonomi Thailand
·         Apa yang melandasi pembagunan ekonomi Thailand
·         Serta teori apa yang diterapkan dalem pengembangan ekonomi thailand


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 EKONOMI  THAILAND
Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor dengan nilai ekspor sekitar 60%  PDB. Kepulihan Thailand dari Krisis Finansial Asia  pada 1997-1998 banyak tergantung permintaan luar dari Amerika Serikat  dan pasar asing lainnya. Pemerintahan Thaksin yang mulai menjabat pada Februari 2001 dengan maksud menstimulasi permintaan domestik dan mengurangi ketergantungan Thailand kepada perdagangan dan investasi asing. Sejak itu, administrasi Thaksin telah memperbaiki pesan ekonominya dengan mengambil ekonomi "jalur ganda" yang menggabungkan stimulan domestik dengan promosi tradisional Thailand tentang pasar terbuka dan investasi asing. 
Ekspor yang lemah menahan pertumbuhan PDB  pada 2001 hingga 1,9%. Namun pada 2002-2003 stimulan domestik dan kembalinya ekspor menambah performa yang semakin baik, dengan pertumbuhan PDB  pada 5,3% dan 6,3%. Sebelum krisisfinasial, ekonomi Thailand memiliki pertumbuhan ekonomi produksi yang bagus  dengan rata-rata 9,4% untuk dekade sampai 1996. Tenaga kerja dan sumberdaya  yang lumayan banyak, konsevatis fiskal, kebijakan investasi asing terbuka, dan pendorongan sektor swasta merupakan dasar dari sukses ekonomi pada tahun-tahun sampai pada 1997 .
Ekonomi intinya sebuah sistem perusahaan bebas. Beberapa saja,seperti pembangkit listrik,  transportasi, dan komunikasi, dimiliki dan dioperasikan negara, tetap pemerintah sedang mempertimbangkan menswastakan  mereka pada awal krisis finansial. Pemerintah Kerajaan Thailand menyambut investasi asing, dan investor yang bisa memenuhi beberapa persyaratan dapat mendaftar hak investasi isti mewa melalui  Dewan Investasi Thailand. Untuk menarik investasi asing lainnya pemerintah telah memodifikasi peraturan investasinya. Gerakan serikat buruh tetap lemah dan terpecah-pecah di Thailand.Hanya 3% dari seluruh angkatan kerja tergabung dalam serikat buruh. Pada tahun 2000, Undang-undang Hubungan Kerja- Perusahaan Negara (SELRA) disahkan, hingga memberikan para pegawai sektor publik hak-hak yang sama dengan mereka yang bekerja di sektor swasta, termasuk hak untuk bergabung dengan serikat buruh. Sekitar

60% dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanianBeras adalah hasil bumi yang paling penting. Thailand adalah eksportir besar di pasar beras dunia. Komoditi pertanian lainnya yang dihasilkan dengan jumlah yang cukup besar adalah  ikan dan produk-produk perikanan lainnya, tapiokakaretbiji-bijian, dan gula.Ekspor makanan jadi seperti tuna kaleng, nenas dan udang beku juga sedang meningkat.
Distribusi penghasilan Negara Thailand.
1.      Produksi pertanian:  beras, ubikayu, karet,  jagung,  tebu,  kelapa,  kacang kedelai
2.      Industri:  pariwisata, tekstil dan garmen, pemerosesan hasil  pertanian, minuman,tembakau, tembakau, manufaktur ringan seperti perhiasan, alat-alat listrik dan komponennya, komputer dan onderdilnya, sirkuit komputer, mebel, barang-barang plastik, produsen tungsten kedua terbesar dunia, dan produsen timah ketiga terbesar dunia.















BAB III
PEMBAHASAN
·         MASALAH EKONOMI
Dewasa ini pandangan-pandangan mengenai sebab timbulnya masalah-masalah yang beraneka ragam Terhadap ekonomi, mungkin dapat digolongkan menjadi dua kelompok; pertama yang mengatakan bahwa sebab utamanya adalah masalah internal ekonomi nasional, terutama lemahnya lembaga keuangan (perbankan). Ini pokok dari argumentasi Paul Krugman, ahli ekonomi kenamaan dari Stanford University. Kedua, yang mengatakan bahwa masalah ini timbul dari perubahan sentimen pasar, masalah eksternal, yang diperkuat dengan contagion effects. Ini berasal dari Jeffrey Sachs, ahli ekonomi dari Harvard University.
1.     Masalah ekonomi thailland akibat Banjir
Banjir Thailand, rabu 09 November 2011 Ekonomi Thailand trus melemah dan simpati Negara-negara ASEAN.
Banjir yang melanda Thailand merupakan salah satu penomena alam yang menimbulkan kerugian dari berbagai sector perekonomian, menghancurkan rumah-rumah penduduk. Terjadinya banjir sering berkaitan dengan ulah manusia dalam mengelola lingkungannya. Menurut keterangan banjir yang terjadi di Thailand mengakibatkan semua hasil pertanian yang mau dipanen atau yang sudah tergerus terbawa oleh banjir sehingga perekonomian Negara gajah putih ini mengalami kemerosotan karna kegiatan ekspor dan impor terganggu kenegara gajah putih ini, beberapa tanggapan Negara-negara menganai banjir di Thailand terutama Negara-negara yang tergabung di ASEAN.
Jakarta, (Analisa). Para menteri keuangan negara-negara ASEAN sama-sama mengaku negaranya terkena imbas banjir Thailand yang sudah berlansung beberapa bulan terakhir. Dampak yang memukul ekonomi negara-negara ASEAN lainnya mulai dari terputusnya sumber impor pangan hingga tersendatnya ekspor keNegeri Gajah Putih tersebut.

Negara-negara anggota ASEAN sangat bersimpati dengan situasi dan sangat berharap masyarakat Thailand bisa pulih," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam jumpa pers ASEAN.
Akibat banjir khusus pada Thailand adalah melemahnya sector ekonomi karna semua hasil alam Thailand di bawa oleh banjir bandang
Dari peristiwa itu Negara Thailand menerapkan beberapa tindakan untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh banjir, yang bersipat antisipasi yaitu:
·         Meningketkan kewaspadaan terhadap sector kehutanan dengan tidak menebang pohon, menghindari terjadinya kebakaran hutan, serta praktik illegal loging.
·         Memperbaiki saluran irigasi.
·         Melakukan reboesasi terhadap hutan yang gundul.
·         Serta membuat perencanaan cara mengatasi banjir secara signipikan.

  1. Krisis pinansial..
Ekonominya intinya sebuah sistem perusahaan bebas .Beberapa jasa, seperti pemgembangan pembangkit listrik,  transportasi, dan komunikasi, dimiliki dan dioperasikan negara, tetap pemerintah sedang mempertimbangkan menswastakan  mereka pada awal krisis finansial. Pemerintah Kerajaan Thailand menyambut investasi asing, dan investor yang bisa memenuhi beberapa persyaratan dapat mendaftar hak investasi istimewa melalui  Dewan Investasi Thailand. Untuk menarik investasi asing lainnya pemerintah telah memodifikasi peraturan investasinya Gerakan serikat buruh tetap lemah dan terpecah-pecah.           
 Di Thailand. Hanya 3% dari seluruh angkatan kerja tergabung dalam serikat buruh.Pada tahun 2010, Undang-undang Hubungan Kerja Perusahaan Negara (SELRA) disahkan, hingga memberikan para pegawai sektor publik hak-hak yang sama dengan mereka yang bekerja di sektor swasta, termasuk hak untuk bergabung dengan serikat buruh. Sekitar 60% dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian
Beras adalah hasil bumi yang paling penting.Thailand adalah eksportir besar di pasar beras dunia.Komoditi pertanian lainnya yang dihasilkan dengan jumlah yang cukup

besar adalah  ikan dan produk-produk perikanan lainnya, tapiokakaretbiji-bijian, dan gula.Ekspor makanan jadi seperti tuna kaleng, nenas dan udang beku juga sedang meningkat.
Hal-hal yang diterapkan Thailand untuk keluar dari krisis pinansial yaitu :
·         Menarik inpestasi asing dan infestor.
·         Menyamakan hak-hak para pekerja di sector swasta dan tingket buruh.
·         Melakukan kegiatan ekspor terhadap komoditi pertanian.

3.     kemiskinan
kemiskinan merupakan masalah literatur ekonomi di thailand sampai sekarang malah merupakan masalah dunia. Kemiskinan hanyalah menunjuk pada rendahnya tingket pendapetan perkapita. Dan istilah tersebut tidak ada kaitannya dengan budaya bangsa thailand.
Menurut ahli ekonomi seperti Meier, Baldwin, Barbara ward lebih suka menyebut negara miskin dari pada negara kurang berkembang karena ia mengelompokkan secara bersama-sama berbagai jenis  negara kurang berkembang padahal kemiskinan di thailand hanya memusatkan diri pada pendapetan nyata perkapita yang rendah.
Menurut Prof. Bauer miskin atau terbelakang secara material adalah ungkapan yang paling tepat, keduanya menggambarkan keadaan yang berpungsi sebagai dasar penggolongan; kedua istilah itu mengungkapkan pakta bahwa hal tersebut hanyalah masalah derajat semata dan keduanya bersipat netral dalam arti bahwa keduanya tidak memberikan kesan keadaan yang dilukiskan adalah abnormal dan tercela.
 Dinegara seperti thailand, dua pertiga atau lebih penduduk tinggal didaerah pedesaan dan mata pencarian utamanya adalah pertanian. Mereka yang bekerja dibidang pertanian berbanding terbalik penduduk di negara maju, dinegara berpendapetan rendah seperti thailand lebih dari 74 persen penduduk bekerja disektor pertanian sedangkan peresentase dinegara maju seperti amerika serikat, kanada, dan jerman baret masing-masing 2,dan 4.
 Pemusatan yang berlebihan pada pertanian merupakan pertanda kemiskinan. Pertanian sebagai mata pencarian pokok kebanyakan tidak bersipat produktif trutama

dilakukan dengan tradisional dan dengan mitode produksi usang. Rata-rata kepemilikan tanah berkisar antara 2-3 hektar untuk sepuluh sampai lima belas penduduk perhektar.
Akibatnya, produktipitas tanah sanget rendah dan petani terpaksa hidup pada tingket sekedar hidup. Beberapa waktu terahir , penggunaan teknologi pertanian modern disejumlah negara telah meningketkan produktipitas pertanian. Namun demikian hasil tanaman pangan jauh lebih rendah di bandingkan dengan negara maju seperti amerika dan rata-rata dunia.
Namun sebagian lain ada juga yang menghususkan diri pada produksi primer seperti barang tambang. Serilangka misalnya menghususkan pada teh, karet, minyak dan timah, Pakistan pada kapas, banglades pada jute, india pada teh, brasilia pada kopi, Thailand pada beras. Dengan demikian Negara-negara terbelakang merupakan suatu sektor ekonomi primer. Disamping sector primer ada juga Negara yang sedang berkembang sector sekunder dengan industry barang-barang konsumen sederhana ringan dan kecil dan Negara sedang berkembang sector tersier yaitu transport, perdagangan, perbank kan dan jasa asuransi. Pada beberapa Negara berpenghasilan rendah seperti banglades, Ethiopia, Nepal, Uganda, angola, dan Tanzania .peranan pertanian di dalam GDP masih saja lebih dari 50 persen dan sumbangan industry dan manupakturing kurang dari 25 persen pada tahun 1980.
Sementara dinegara berpenghasilan rendah yang lain seperti Thailand, india, Pakistan, Kenya, dan Indonesia pranan atau sumbang sector pertanian di dalam GDP telah menurun dari 50 persen menjadi rata-rata sekiter 35 persen dan sumbangan industry dan manufacturing telah meningket antara 30-40 persen.
                        Penyebab kemiskinan yaitu :
·         sumber Alam kurang terolah.
·         minimnya sumberdaya manusia yang dimilik.
·         Kurang memahami dan menggunakan teknologi.

SISTM EKONOMI
Sistim ekonomi yang dianut oleh Thailand pada dasarnya berpangkal pada sistim ekonomi klasik,

TEORI
·         menurut Washington Consensus, bahwa peran pemeritah harus ditekankan pada : pembangunan infranstruktur, kesehatan dan pendidikan,  dan dia menyatakan bahwa Ekonomi akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada pasar dan campur tangan pemerintah tidak terlalu dominan.
·         Menurut Jean perlunya’ supplay creates its own demand’ sehingga tidak akan ada kelebihan produksi. Dan apabila itu terjadi hanya bersipat sementara.

Setelah mengalami masalah ekoomi Thailand segera memperbaiki dan membagun perekonomiannya berlandasan atas beberapa teori yaitu :
Thailand dalem meningketkan perekonomian harus memperhatikan beberapa faktor  Ekonomi yaitu:
·         Sumber Alam.
·         Akumulasi Modal.
·         Organisasi.
·         Kemajuan teknologi.
·         Pembagian kerja dan sekala produksi.
Factor nonEkonomi yaitu :
·         Factor social.
·         Factor manusia.
·         Factor politik dan Administratif.

Teori-teori yang digunakan Thailand dalam membagun perekonomiannya masih berlandaskan pada Ekonomi klasik yang menekankan pada daya produktivitas tenaga kerja yang menghubungkan kenaikan itu dengan:
·         Meningketkan keterampilan tenaga kerja.
·         Penghematan waktu dalam memproduksi barang.
·         Meningketkan teknologi yang digunakan penemuan mesin yang menghemat tenaga.


·         Meningketkan modal seta melakukan terobosan-terobosan dalam perdagangan internasional.
TEORI :
MILL menganggab pembangunan Ekonomi sebagai pungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal. Sementara tanah dan tenaga kerja adalah dua factor produksi yang asli, modal adalah persediaan yang dikumpulkan dari produk-produk tenaga kerja sebelumnya.
Peningketan kesejahteraan hanya mungkin bila tanah dan modal mampu meningketkan produksi lebih cepat dibanding angkatan kerja. kesejahteraan terdiri dari pralatan, mesin dan keterampilan angkatan kerja  tenaga kerja prodktip inilah yang merupakan pencipta kesejahteraan dan akumulasi modal. Laju akumulasi modal merupakan pungsi dari bagian angkatan kerja yang dipekerjakan secara produktif. Laba yang diterima dengan memperkerjakan tenaga kerja tidak produktif hannyalah pengalihan pendapetan. Tenaga kerja yang tidak produktif  tidak menghasilkan kesejahteraan ataupun pendapetan. Hanya tenaga kerja produktif yang dapet melakukan konsumsi produktif  yaitu untuk memelihara dan meningketkan kemampuan produksi.















BAB IV
PENUTUP
A . KESIMPULAN        
EKONOMI  THAILAND
Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor dengan nilai ekspor sekitar 60%  PDB. Kepulihan Thailand dari Krisis Finansial Asia  pada 1997-1998 banyak tergantung permintaan luar dari Amerika Serikat  dan pasar asing lainnya. Pemerintahan Thaksin yang mulai menjabat pada Februari 2001 dengan maksud menstimulasi permintaan domestik dan mengurangi ketergantungan Thailand kepada perdagangan dan investasi asing. Sejak itu, administrasi Thaksin telah memperbaiki pesan ekonominya dengan mengambil ekonomi "jalur ganda" yang menggabungkan stimulan domestik dengan promosi tradisional Thailand tentang pasar terbuka dan investasi asing. 
Masalah ekonomi thailland akibat Banjir.                                                  Menurut keterangan banjir yang terjadi di Thailand mengakibatkan semua hasil pertanian yang mau dipanen atau yang sudah tergerus terbawa oleh banjir sehingga perekonomian Negara gajah putih ini mengalami kemerosotan karna kegiatan ekspor dan impor terganggu kenegara gajah putih ini.
Krisis pinansial..
Ekonominya intinya sebuah sistem perusahaan bebas. Pemerintah Kerajaan Thailand menyambut investasi asing, dan investor yang bisa memenuhi beberapa persyaratan dapat mendaftar hak investasi istimewa melalui  Dewan Investasi Thailand. Untuk menarik investasi asing
                  kemiskinan
kemiskinan merupakan masalah literatur ekonomi di thailand sampai sekarang malah merupakan masalah dunia. Kemiskinan hanyalah menunjuk pada rendahnya tingket pendapetan perkapita. Dan istilah tersebut tidak ada kaitannya dengan budaya bangsa thailand.
TEORI :


MILL menganggab pembangunan Ekonomi sebagai pungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal. Sementara tanah dan tenaga kerja adalah dua factor produksi yang asli, modal adalah persediaan yang dikumpulkan dari produk-produk tenaga kerja sebelumnya.



























DAFTAR PUSTAKA

http : // www. Google. Com. Id. Dampak banjir Thailand.

http : // hs 1. nu. Id. Masalah Ekonomi Thailand.

Jhingan,  ML,2007,  Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerbit PT Raja grafindo Persada: Jakarta.

Busron, Abu Daud, 2006, ilmu Negara, Jakarta: bumi Aksara.

Koran ( mataram kompas, inkomoditi dunia )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar